Selamat Datang diblog Zulfikar Semoga Kalian Mendapatkan Ilmu dengan blog ini !...

Allahhumma yasir walatuassir

Rabu, 03 Oktober 2018

Contoh penerapan model SDLC (System Devlopment Life Cycle)


IMPLEMENTASI SDLC (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE) PADA PT. TOYOTA ASTRA MOTOR (TAM)

PT.Toyota Astra Motor
PT.Toyota Astra Motor atau biasa disingkat dengan TAM merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Mobil Toyota di Indonesia. TAM merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk dengan persentase saham 51% dan Toyota Motor Corporation, Jepang dengan persentase saham 49 %.
Toyota Astra Motor (PT.TAM) didirikan di Jakarta pada tahun 1971 oleh James Suliman PT.Gaya Motor, William Surjadjaja PT.Astra International Inc dan Koyama Zenichi Toyota Motor Co & Penjualan Toyota Motor Jepang, dengan modal resmi Rp. 806.7 juta dan modal disetor sebesar Rp. 80.7 juta.
Para akta notaris perusahaan telah dirubah beberapa kali untuk mengakomodasi perubahan dalam komposisi pemegang saham Indonesia. Mengkonsolidasikan bisnisnya, pada tahun 1989 PT. TAM melakukan merger dengan tiga perusahaan afiliasi: PT.Toyota Mobilindo, PT. Multi Astra dan PT. Toyota Engine Indonesia.


PT.Toyota Astra Motor diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Pada tanggal 31 Desember 1989, TAM melakukan merger bersama tiga perusahaan antara lain :
  1. PT.Multi Astra (Pabrik Perakitan, didirikan tahun 1973)
  2. PT.Toyota Mobilindo (Pabrik Komponen bodi,dirikan tahun 1976)
  3. PT.Toyota Engine Indonesia (Pabrik Mesin, didirikan tahun 1982) 

Pengembangan Sistem
   Dilakukan dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi) Metodologi klasik yang digunakan dikenal dengan istilah SDLC (System Development Life Cycle). Model yang digunakan adalah model waterfall,Langkah-langkah yang digunakan pada SDLC ini meliputi :
  1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
  2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
  3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
  4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
  5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
  6. Merancang sistem informasi baru
  7. Membangun sistem informasi baru
  8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
  9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Langkah tersebut adalah:

  1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
  2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
  3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
  4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
  5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
  6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat.
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem.
IMPLEMENTASI SDLC (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE) PADA mata kuliah sistem informasi
Metode yang digunakan pada implementasi kali ini adalah metode waterfall. Waterfall adalah pendekatan SDLC paling awal yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak. Hal ini juga disebut sebagai model SDLC linear-sekuensial. Hal ini sangat sederhana untuk memahami dan menggunakanya dalam mengimplementasikan sebuah sistem.
Dalam Model Waterfall, setiap tahap harus berurutan, dan tidak dapat meloncat ketahap berikutnya, harus menyelesaikan tahap pertama baru lanjut ke tahap ke dua dst.
Hasil gambar untuk contoh sdlc waterfall
Analisis kebutuhan dan pendefenisian
Pada tahapan ini dianalisis kebutuhan dari system atau aplikasi yang dibangun dengan adanya analisis kebutuhan akan memudahkan didalam pembuatan aplikasi atau system yang dibangun.dalam tahapan ini dilakukan wawancara atau observasi untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.pada saat kami melakukan tahapan analisis kami melakukan analisis kebutuhan dengan menganalisis secara langsung di tempat yang kami jadikan sample.
·Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak
Pada Tahapan Ini akan dilakukan perancangan system berdasarkan analisis kebutuhanyang telah dilakukan.pada saat melakukan perancangan system,kami mengacu terhadap system yang sudah ada pada bagian ini kami hanya mengembangkan bagian yang masih belum memenuhi kebutuhan user. Pembuatan UMl mis: use case dan diagram ER atau Pembuatan Desain antar muka.
·Implementasi dan unit testing
Tahapan ini dilakukan setelah kami memperoleh semua kebutuhan dari user. Setelah itu akan dibangun system yang mencakup kebutuhan user dan akan digunakan untuk kebutuhan user. Kami melakukan testing untuk mengetahui apakah system yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan user atau belum.
·Integrasi dan pengujian system
Tahapan integrasi dan pengujian system ini yaitu menggabungkan system yang telah dibuat dengan system yang sudah ada ataupun system operasi yang ada pada perangkat keras user dan melakukan pengujian system apakah system tersebut sudah benar dan sesuai kebutuhan. Tahapan ini tidak dilakukan oleh kami karena kami tidak berhubungan langsung dengan system yang ada.
·Perawatan (maintenance)
Pada tahapan ini akan dilakukan perawatan untuk menjaga system agar tetap terjaga dan terawat seperti tidak terjadi error, meminimalisir adanya kesalahan system dan lain-lain.
Kami tidak terlibat secara langsung dengan perawatan (maintenance) hal ini disebabkan karena system yang dibuat tidak digunakan pada Objek yang diteliti.


IMPLEMENTASI SDLC (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE) PADA perancangan dan pengembangan sistem parkir

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode spiral 

Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari proses pembuatan/perancangan software. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya, seperti gambar berikut

Hasil gambar untuk gambar proses sdlc model spiral


Kelebihan Model Spiral :

  1. Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa yang diharapkan oleh client dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan untuk client dalam mencari kekurangan kebutuhan.
  2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
  3. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer. 
  4. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
  5. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
  6. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif.
  7. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadap resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius. 
Kekurangan Model Spiral :

  1. Banyak konsumen (Client) tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner dapat dikontrol oleh kedua pihak. 
  2. Model spiral mempunyai resiko yang harus dipertimbangkan ulang oleh konsumen dan developer.
  3. Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya supaya sukses.
  4. Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang relatif baru.
  5. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
  6. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.
studi kasus :

Sidik jari ( fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu. Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dact ylos yang berarti jari jemari atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik jari. Fleksibilitas dari gelombang pada kulit berarti tidak ada dua sidik jari atau telapak tangan yang sama persis pada setiap detailnya. Pengenalan sidik jari melibatkan seorang pakar, atau sebuah sistem pakar komputer, yang menentukan apakah dua sidik jari berasal dari jari. 

Identifikasi berdasarkan sidik jari adalah daerah aktif penelitian di biometrik menerapkan berbagai umum dan teknik kode domain-spesifik optimasi untuk secara efisien melaksanakan tahap pendaftaran, yang mengambil sebagai masukan serangkaian gambar sidik jari dan menghasilkan diadaptasi packet pohon dan template wavelet domain yang terkait. Itu kode untuk identifikasi sebenarnya kemudian dihasilkan automati-Cally dari deskripsi matematika. Algoritma identifikasi sidik jari kembali quires perhitungan matematika yang berat, sehinggasatu al-gorithm bisa memiliki runtimes berbeda tergantung pada Implementasi algoritma. Algoritma ini terdiri dari 2 tahap, tahap pelatihan dan tahap verifikasi. Namun penting untuk memiliki efisien pelaksanaan tahap pelatihan untuk memungkinkan pengembang algoritma untuk dengan cepat menjalankan dan menguji uji beda kasus. Tahap verifikasi dilakukan secara on-line sehingga itu perlu secepat mungkin. Kualitas sidik jari sistemidentifikasi tidak hanya tergantung pada keakuratan.


Daftar pustaka
  1. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/paradigma/article/viewFile/2131/1707
  2. Imbiri, Freeon Alkapon. 2016. Implementasi Sistem Perparkiran Otomatidengan Menentukan Posisi Parkir Berbasis RFId vol 4, No.1, hal 31-46.Teknik Elektro, Bandung.
Share:
Lokasi: Jalan Kolonel Wahid Udin Lingkungan 1, Kayuara, Sekayu, Kayu Ara, Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan 30711, Indonesia

2 komentar:

Zulfikar. Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogger templates

Blogger templates