Analisa
Kebutuhan
Pengertian Analisis Kebutuhan (Need
Assessment)
Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil
(1985) mendefinisikan need assessment sebagai: ”the process by which
one defines educational needs and decides what their priorities are”.
Sejalan dengan pendapat McNeil, Seels dan Glasglow (1990) menjelaskan tentang
pengertian need assessment : “it meqns a plan for gathering
Information about discrepancies and for using that information to make
decisions about priorities”. Sedangkan menurut
Anderson analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus
menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu
cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang
diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi
yang ada (what is). Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi
ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau
kondisi nyata.
Analisis
kebutuhan merupakan proses menemukan, memperbaiki, memodelkan dan
menspesifikasikan. Dengan kata lain bahwa analisa kebutuhan adalah sebuah
proses untuk mendapatkan informasi, model, spesifikasi tentang perangkat lunak
yang diinginkan klien/pengguna. Kedua belah pihak, yaitu klien dan pembuat
perangkat lunak terlibat aktif dalam tahap ini. Informasi yang diperoleh dari
klien/pengguna inilah yang menjadi acuan untuk melakukan desain perangkat
lunak.
Ada beberapa hal yang melekat pada pengertian need
assessment. Pertama; need assessment merupakan suatu proses
artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan need assessment. Need
assessement bukanlah suatu hasil, akan tetapi suatu aktivitas tertentu
dalam upaya mengambil keputusan tertentu. Kedua; kebutuhan itu sendiri pada
hakikatnya adalah kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian maka, need assessment
merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang kesenjangan yang seharusnya
dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah dimiliki.
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa
mengukur tingkat kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa
yang diharapkan dan apa yang sudah didapat. Dalam pengukuran kesenjangan
seorang analisis harus mampu mengetahui seberapa besar masalah yang dihadapi.
Beberapa fungsi Need Assessment menurut Morisson
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan yang
relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang yaitu masalah apa yang
mempengaruhi hasil pembelajaran.
2. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak
yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah lain yang menggangu
pekerjaan atau lingkungan pendidikan
3. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.
4. Memberikan data basis untuk menganalisa
efektifitas pembelajaran.
Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan
untuk merencanakan dan mengadakan analisa kebutuhan (Morrison, 2001: 28-30).
1. Kebutuhan Normatif
Membandingkan peserta didik dengan standar
nasional, misal, UAN, SNMPTN,
dan sebagainya.
2. Kebutuhan
Komperatif, membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan kelompok lain
yang selevel. Misal, hasil Ebtanas SLTP A dengan SLTP B.
3. Kebutuhan yang
dirasakan, yaitu hasrat atau kinginan yang dimiliki masing-masing peserta didik
yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan kesenjangan antara tingkat
ketrampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk
mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara interview.
4. Kebutuhan yang
diekspresikan, yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu diekspresikan
dalam tindakan. Misal, siswa yang mendaftar sebuah kursus.
5. Kebutuhan Masa
Depan, Yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa
mendatang. Misal, penerapan teknik pembelajaran yang baru, dan sebagainya.
6. Kebutuhan
Insidentil yang mendesak, yaitu faktor negatif yang muncul di luar dugaan yang sangat berpengaruh. Misal, bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, dan
sebagainya.
Ada
3 faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan analisa kebutuhan ini yaitu :
· Lengkap, artinya semua yang diharapkan
oleh klien telah didapatkan oleh pihak yang melakukan analisa.
· Detail, maksudnya adalah berhasil
mengumpulkan informasi yang rinci sampai hal-hal yang kecil.
· Benar, artinya data dari analisa kebutuhan
ini haruslah benar, sesuai apa yang dimaksud oleh klien, bukan benar menurut
apa yang difikirkan oleh pihak yang melakukan analisa.
Sebuah
kutipan anonim yang sering disampaikan mengenai hal ini adalah : “Saya percaya
anda sangat mengerti dengan apa yang saya katakan, namun saya tidak yakin bahwa
apa yang anda dengar adalah sama dengan apa yang saya maksud”.
Analisis
kebutuhan perangkat lunak mencakup analisis terhadap,
1. Kebutuhan Fungsional (kebutuhan akan fungsi-fungsi)
Pendefinisian
layanan yang harus disediakan, bagaimana reaksi sistem terhadap input dan apa yang harus dilakukan sistem pada situasi khusus (Kebutuhan sistem dilihat dari kacamata pengguna)
layanan yang harus disediakan, bagaimana reaksi sistem terhadap input dan apa yang harus dilakukan sistem pada situasi khusus (Kebutuhan sistem dilihat dari kacamata pengguna)
2. Kebutuhan
Non-Fungsional (kebutuhan-kebutuhan selain fungsi)
Kendala
pada pelayanan atau fungsi sistem seperti kendala waktu, kendala proses
pengembangan, standard, dll. Contoh: kehandalan, waktu respon dan kebutuhan
storage. Contoh kendala seperti: Keterbatasan kemampuan peralatan I/O,
representasi sistem dll.
Analisis
kebutuhan yang dilakukan terhadap perangkat lunak akan menghasilkan spesifikasi
perangkat lunak tersebut. Analisa kebutuhan ini terdiri dari lima langkah
pokok:
1.
Identifikasi Masalah
2.
Evaluasi dan sintesis
3.
Pemodelan
4.
Spesifikasi
5.
Review
Langkah-langkah Analisis Kebutuhan
Glasgow menggambarkan need assessment dalam
bentuk kegiatan yang dimulai dari tahapan pengumpulan informasi sampai
merumuskan masalah. Sedangkan Morrison menggambarkan Need assessment dalam
bentuk kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai membuat laporan akhir.
Bentuk langkah-langkah need assessment menurut
Glasgow sebagai berikut:
1. Tahapan
pengumpulan Informasi; dalam tahapan ini seorang desainer harus bisa memahami
dan mengumpulkan informasi dari para siswa cakupan pengumpulan informasi bisa
beragam seperti karakteristik siswa, kemampuan personal, dan problematic
didalam pembelajaran.
2. Tahapan
identifikasi kesenjangan; menurut Kaufman mengidentifikasi kesenjangan yaitu
dengan menggunakan metode Organizational Element Model yang dimana dalam metode
ini menjelaskan adanya lima elemen yang saling berkaitan. Dimulai dari
input-proses-produk-output-outcome.
3. Analisis
Performa; tahapan ini dilakukan setelah desainer memahami berbagai informasi
dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada. Dalam hal ini ketika menemukan
sebuah kesenjangan, diidentifikasi kesenjangan mana yang dapat dipecahkan
melalui perencanaan pembelajaran dan mana yang memerlukan pemecahan yang lain.
4. Identifikasi
Hambatan dan Sumber; dalam tahapan ini pelaksanaan suatu program berbagai
kendala bisa muncul sehingga dapat berpengaruh terhadap kelancaran suatu
program. Berbagai kendala bisa meliputi dari waktu, fasilitas, bahan, dan
sebagainya. Sumber-sumbernya juga bisa dari pengorganisasian, fasilitas, dan
pendanaan.
5. Identifikasi
Karakteristik Siswa; tahapan ini merupakan proses pengidentifikasian
masalah-masalah siswa. Karena Tujuan utama dalam desain pembelajaran adalah
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa.
6. Identifikasi
tujuan; mengidentifikasi tujuan merupakan
salah satu tahapan penting yang ada didalam need assessment, karena
mengidentifikasi tujuan merupakan proses penetapan kebutuhan yang dianggap
mendesak untuk dipecahkan sesuai dengan kondisi, karena tidak semua kebutuhan
menjadi tujuan.
7. Menentukan
permasalahan; tahapan ini adalah tahap akhir dalam proses analisis, yaitu menuliskan
pernyataan adalah
sebagai pedoman dalam penyusunan proses desain instruksional.
Sedangkan menurut Morrison langkah-langkah need
assessment sebagai berikut:
1. Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa
yang akan terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya.
2. Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam
penyebarannya (distribusi)
3. Analisa data
: setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan
pertimbangan : ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan
4. Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat
bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan
penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data.
Peranan Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan alat yang konstruktif dan
positif untuk melakukan perubahan. Perubahan yang didasarkan atas logika yang
bersifat rasional,
perubahan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok dan individu.
Perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan
mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana
seharusnya”.
Tiga
langkah penting yang dilakukan oleh guru inovatif dalam menyiapkan rencana
pembelajaran dengan memasukkan unsur analisis kebutuhan yang disisipkan di
antara pemilihan materi dengan pemilihan strategi pembelajaran, sebagaimana
contoh bagan berikut:
1.
Apa yang diajarkan?
2.
Mengapa mengajarkan yang kita
ajarkan?
3.
Bagaimana mengajarkan?
0 komentar:
Posting Komentar